PESANAN PENGENDALI BLOG KEPADA SEMUA AHLI ILMU

Imam Ibnu Asakir, Imam al-Khatib dan Imam al-Hafiz al-Mizzi meriwayatkan sebuah hadis yang berbunyi:

"Apabila akhir umat ini melaknat (generasi) awalnya, maka hendaklah orang-orang yang mempunyai ilmu pada ketika itu menzahirkan ilmunya, sesungguhnya orang yang menyembunyikan ilmu pada waktu tersebut seumpama seseorang yang menyembunyikan apa yang telah diwahyukan kepada (Sayyidina) Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam!!!"

Maka apabila lahir golongan yang mencaci dan melaknat para ulama' empat mazhab terdahulu yang mengikut generasi Salafus Soleh, apakah yang telah kita lakukan???

"Mengenal Allah dengan ilmu seperti mendengar gula tapi belum merasai,
Mengenal Allah dengan hati seperti merasai gula"
- Sultanul Auliya Syeikh Abdul Qadir al-Jailani.

Your heart will go back to you.

Your heart will go back to you.
click the picture for more

Wednesday, June 1, 2011

Pengertian Bermazhab

Pada zaman sekarang ini telah banyak kita lihat golongan yang anti dan berusaha untuk menyerang dan membasmi madzhab-mahzhab yang masyhur, dengan alasan kita mesti berpegang teguh dengan al-Qur`an dan sunnah bukan berpegang teguh dengan madzhab, tidak pernah kita dapati didalam al-Qur`an atau didalam hadits Rasulullah untuk menyuruh kita bermadzhab, bahkan para pendiri madzhab sendiri pun melarang mengikuti jejak mereka, hal ini sangat aneh sekali, mereka mati-matian mengajak orang agar meninggalkan madzhab Hanafi, Maliki, Syafi`i, dan Ahmad, tetapi mereka juga sengaja menarik orang untuk mengikuti pemikiran dan pendapat-pendapat Ibnu Taimiyah, apakah mereka tidak tahu bahawa mengikut pendapat Ibnu Taimiyah juga disebut mengikuti madzhab, atau mungkin mereka terlupa, juga mungkin karena ta`asub yang berlebih-lebihan terhadap Ibnu Taimiyah, atau juga mungkin hasad dan dengki dengan pendiri para Madzhab, kalau tidak sebab-sebab itu niscaya mereka tidak akan keberatan terhadap seseorang yang bermadzhab Hanafi, Maliki, atau Syafi`i. kenyataan ini telah kita lihat sendiri, jikalau kita kata Ibnu Taimiyah saja yang berpegang teguh dengan al-Qur`an dan Sunnah, maka maknanya madzhab-madzhab yang lain tidak benar, sebab menurut pandangan mereka ( orang yang tidak bermazhab atau golongan Wahabi ) bahwa Taimiyyah yang benar, disini mereka terlupa bahwa Ibnu Taimiyah seorang manusia juga bukan seorang nabi yang tidak berdosa, wajarkah kita larang seseorang bermadzhab, sementara kita sendiri mengikuti madzhab seseorang, jikalau kita sebutkan seperti ini maka mereka tidak akan mengaku dengan sebenarnya, bahkan mencoba untuk memutar balikkan Fakta, dengan ucapan kita mesti berpegang teguh dengan al-Qur`an dan Sunnah, tetapi yang menjadi pertanyakan dibenak hati saya adalah apakah pendiri-pendiri Mazhab tidak mengikuti al-Qur`an dan al-Sunnah? tentu mereka menjawab " Sudah tentu para pendiri madzhab mengikut al-Qur`an dan as-Sunnah tetapi mereka manusia yang mungkin memiliki kesalahan", jadi menurut mereka ( anti mazhab ) karena adanya kesalahan pada ulama mujtahid maka mereka mengambil al-Qur`an dan Sunnah secara langsung, ini membuktikan mereka tidak akan tersalah dalam menentukkan hukum dalam berijtihad, jikalau sekiranya mereka sadar diri dengan kemampuan meraka niscaya mereka akan berpegang teguh dengan mana-mana mazhab yang empat.

Pada kesempatan ini saya hanya mencoba untuk memaparkan beberapa dalil yang menjadi pegangan masyarakat awam dalam mengikuti madzhab yang empat, beserta makna dan tujuan " Madzhab " dan bila timbulnya madzhab, dalam kesempatan lain insyaallah saya akan ketengahkan segala dalil-dali yang membatalkan anggapan-anggapan bahwa mengikuti mazhab adalah bid`ah.

Pengertian Madzhab

kalimat Madzhab berasal dari bahasa Arab yang bersumberkan dari kalimat Dzahaba, kemudian diobah kepada isim maf`ul yang berarti, Sesuatu yang dipegang dan diikuti, dalam makna lain mana-mana pendapat yang dipegang di ikuti disebut madzhab, dengan begitu madzhab adalah suatu pegangan bagi seseorang dalam berbagai masalah, mungkin lebih kita kenal lagi dengan sebutan aliran kepercayaan atau sekte, bukan hanya dari permasalahan Fiqih tetapi juga mencakup permasalahan `Aqidah, Tashawuf, Nahu, Shorof, dan lain-lain, didalam Fiqih kita dapati berbagai macam madzhab, seperti madzhab Hanafi, Maliki, dan Syafi`i, didalam `Aqidah kita dapati madzhab `Asya`irah, Maturidiyah, Muktazilah, Syi`ah, didalam Tashawuf kita dapati madzhab Hasan al-Bashri, Rabi`atu adawiyah, Ghazaliyah, didalam Nahu kita dapati madzhab al-Kufiyah dan madzhab al-Bashriyah.

Tumbuhnya Madzhab Fiqih

Pada zaman Rasulullah SAW " madzhab" belum dikenal dan digunakan karena pada zaman itu Rasul masih berada bersama sahabat, jadi jika mereka mendapatkan permasalahan maka Rasul akan menjawab dengan wahyu yang diturunkan kepadanya, tetapi setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, para shahabat telah tersebar diseluruh penjuru negeri Islam, sementara itu umat islam dihadirkan dengan berbagai permasalahan yang menuntut para shahabat berfatwa untuk menggantikan kedudukan Rasul, tetapi tidak seluruh shahabat mampu berfatwa dan berijtihad, sebab itulah terkenal dikalangan para sahabat yang berfatwa ditengah sahabat-sahabat Rasul lainnya, sehingga terciptanya Mazhab Abu bakar, Umar, Utsman, Ali, Sayyidah `Aisyah, Abu Hurairah, Abdullah Bin Umar, Abdullah Bin Mas`ud dan yang lainnya, kenapa shahabat-sahabat yang lain hanya mengikuti sahabat yang telah sampai derajat mujtahid, karena tidak semua sahabat mendengar hadits Rasul dengan jumlah yang banyak, dan derajat kefaqihan mereka yang berbeda-beda, sementara Allah telah menyuruh mereka untuk bertanya kepada orang yang `Alim diantara mereka.

فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون
Artinya : Hendaklah kamu bertanya kepada orang yang mengetahui jika kamu tidak mengetahui

Pada zaman Tabi`in timbul pula berbagai macam madzab yang lebih dikenal dengan madzhab Fuqaha Sab`ah ( Madzhab tujuh tokoh Fiqih) di kota Madinah, setalah itu bermunculanlah madzhab yang lainnya dinegeri islam, seperti madzhab Ibrahin an-Nakha`i, asy-Syu`bi, sehingga timbulnya madzhab yang masyhur dan diikuti sampai sekarang yaitu Madzhab Hanafiyah, Malikiyah, Syafi`iyah, Hanabilah, madzhab ini dibenarkan oleh ulama-ulama untuk diikuti karena beberapa sebab :

1 - Madzhab ini disebarkan turun-temurun dengan secara mutawatir.

2 - Madzhab ini di turunkan dengan sanad yang Shahih dan dapat dipegang .

3 - Madzhab ini telah dibukukan sehingga aman dari penipuan dan perobahan .

4 - Madzhab ini berdasarkan al-Qur`an dan al-Hadits, selainnya para empat madzhab berbeda pendapat dalam menentukan dasar-dasar sumber dan pegangan .

5 - Ijma`nya ulama Ahlus Sunnah dalam mengamalkan empat madzhab tersebut.



Al-Faqir: 
Petikan dari karangan pengertian bermazhab dari al fadhil ustaz muhammad husni ginting. Mudah-mudahan Allah SWT meletakkan kefahaman agama yang betul dalam hati kita untuk menghargai Imam-imam mazhab yang telah mendapat petunjuk dan digolongkan bersama-sama mereka beserta Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam serta ahlul bayt baginda serta sahabat-sahabat baginda Rasul SAW dan bersama para solehin dan mereka yang mendapat petunjuk hingga akhir hujung usia dunia ini, Allahumma Amin Ya Allah Ya Arhamarrahimin.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Shaykh Abd al-Fattah Abu Ghuddah, Shaykh Abdullah al-Ghumari, Shaykh Muhammad Yasin al-Fadani, Shaykh Ismaeel Zayn, Shaykh Hasan al-Saqqaf and Shaykh Ibrahim al-Khalifah al-Ahsai

Cinta/Love/Mahabbah/Pyiar

Beautiful advice for the seeker of truth (Al Habib Ali Zainal Abidin Al Jufri)